Berita  

Sejak Oktober, Gunung Kerinci Telah Erupsi 20 Kali 

Sejak Oktober, Gunung Kerinci Telah Erupsi 20 Kali 

KoranMerahPurih.com – Gunung Kerinci yang terletak di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi telah mengalami erupsi sebanyak 20 kali semenjak bulan Oktober hingga November 2022. Saat ini gunung berapi itu masuk dalam status level II ataupun waspada.

“Selama Oktober serta November telah tercatat 20 kali erupsi,” tutur Petugas Pos Pemantau Gunung Kerinci, Dudung dikutip dari Detik. com, Rabu, 7 Desember 2022.

Gunung ini kembali erupsi pada 6 Desember 2022. Erupsi dengan ketinggian 700 meter itu berlangsung jam 08.22 WIB dengan kondisi abu vulkanik berwarna kelabu sampai hitam yang cenderung mengarah ke barat daya.

Erupsi gunung berapi paling tinggi di Asia Tenggara itu juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 33 mm berdurasi selama satu menit. Erupsi kali ini pula ditaksir menjadi yang cukup signifikan dibanding erupsi sebelumnya.

“Erupsi pagi tadi memang erupsi yang cukup signifikan. Maksudnya dari semenjak 19 Oktober hingga saat ini Gunung Kerinci erupsi, tadi pagi yang paling besar, hitam pekat, biasanya hanya hitam kekuningan (sulfatara),” ucap Dudung.

“Erupsi hitam pekat pada pagi ini sedang dalam penelitian kawan-kawan dari PVMBG apakah disebabkan dari gesekan gempa bumi yang saat ini terjadi karena gunung ini masuk dalam lingkaran api Pasifik ataupun cincin api Pasifik yakni eurasia, lempeng indo-australia serta lempeng Pasifik. Biasanya erupsi itu tidak sampai hitam pekat,” sambungnya.

Dudung juga mengatakan, sejauh ini situasi erupsi Gunung ini belum berdampak untuk masyarakat di Kabupaten Kerinci ataupun Kota Sungai Penuh Jambi. Masyarakat juga masih menjalankan kegiatan seperti biasa.

Tidak cuma itu, maskapai penerbangan juga diimbau untuk menghindari rute di dekat Gunung api Kerinci.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Gunawan menyatakan, imbauan ini sebab letupan Gunung berpotensi lebih besar lagi, sehingga dapat mengganggu penerbangan.

“Sebaiknya rute penerbangan di dekat Gunung dihindari sebab sewaktu- waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang bisa mengganggu rute penerbangan,” ucapnya dikutip CNBC Indonesia, Selasa, 6 Desember 2022.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *