KoranMerahPutih.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan kerja Delegasi Jepang yang dipimpin oleh Mr. Maeda Tadashi, Special Advisor to the Cabinet of the Government of Japan dan menjabat selaku Chairman of the Board of Directors of Japan Bank for International Cooperation (JBIC) di Jakarta, Kamis (24/11).
Dalam pertemuan itu, keduanya membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan isu khusus terkait netralitas karbon serta realisasi konsep Asia Zero Emission Community (AZEC). Lewat inisiatif AZEC ini, Indonesia memperoleh prioritas pertama pendanaan sebesar USD 500 juta buat mengaplikasikan program peralihan energi serta meluaskan kerja sama dan inisiatif dekarbonisasi publik-swasta.
“Inisiatif AZEC dilandasi kedua negara memercayai jika Asia sebagai pusat perkembangan ekonomi internasional akan jadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model kerja sama dalam menciptakan proses pergantian energi yang rasional, berkepanjangan, serta berkeadilan dengan senantiasa mempertimbangkan keadaan nasional yang berbeda,” tutur Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (24/11).
Beliau juga menjelaskan, kedua negara juga memercayai keamanan pasokan, keterjangkauan, serta people- oriented merupakan kunci utama dalam proses peralihan energi. Terutama untuk meraih tujuan Net Zero Emission yang membolehkan Asia bisa memimpin proses peralihan energi internasional tanpa mengorbankan pembangunan ekonomi.
Dalam perihal ini, Jepang serta Indonesia sama- sama mempunyai perhatian bahwa energi serta ekonomi mesti bekerja sama untuk menggapai kemakmuran dengan memelihara perkembangan ekonomi yang berkelanjutan serta mengganti energi mengarah netralitas karbon atau emisi nol bersih. Berdasarkan hal itu, kedua negara menyerukan pada negara-negara Asia yang lain untuk bergabung dalam inisiatif ini.
“Kedua negara meyakini kalau kerjasama serta kolaborasi dalam berbagi dalam menyinergikan pengalaman serta kapasitas dengan prinsip saling menguntungkan menjadi kunci untuk mewujudkan konsep AZEC,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam pembahasan karbon netralitas, Menko Airlangga menerangkan kalau Pemerintah Indonesia tetap mendorong dan percepatan pembangunan berkepanjangan dengan berbasis green economy, green industry, serta green technology. Pemerintah Indonesia, tutur ia, menetapkan untuk meraih proporsi energi terbarukan dalam total sumber energi sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Sementara itu, realisasi proporsi energi terbarukan di Indonesia sebanyak 11,5 persen pada tahun 2021 lalu. Ada pula tahun lalu, percepatan transformasi energi dengan penurunan emisi karbon di pembangkit listrik Indonesia tercatat sebesar 10,37 juta ton, lebih dari 2 kali lipat target pengurangannya.
“(Ke depan) Pemerintah Indonesia pula akan menjalankan kebijakan penetapan harga karbon dalam bentuk skema carbon cap, trade, and tax pada tahun 2023,” lanjutnya.
Lebih jauh, Pemerintah Indonesia pula selalu mengakselerasi pengembangan electric vehicle (EV) ataupun alat transportasi listrik. Hal itu sudah dibuktikan dengan ditetapkannya roadmap pengembangan EV sampai 2030.
Ada pula targetnya, produksi EV pada tahun 2030 bisa meraih 600 ribu unit untuk roda 4 ataupun lebih, sebaliknya untuk roda 2 bisa meraih sampai 2,45 juta unit. Dengan diproduksinya alat transportasi listrik, diharapkan sanggup menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda 4 ataupun lebih serta sebesar 1,1 juta ton buat roda 2.
“Perihal ini bisa berkontribusi dalam mengurangi emisi dan pengurangan impor bahan bakar minyak dengan meningkatkan penggunaan EV di Indonesia,” tutur Airlangga.
Untuk diketahui, Jepang serta Indonesia setuju untuk jadi inisiator dalam mewujudkan konsep Asia Zero Emission Community (AZEC). Perihal ini pula merupakan kesepakatan kedua kepala negara, Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali bertepatan pada 14 November 2022.